Seragam sekolah anak SMA di Indonesia umumnya terbuat dari bahan katun atau poliester. Kedua bahan ini memiliki karakteristik yang berbeda:
- Katun: Bahan ini dikenal karena kenyamanannya, adem, dan mampu menyerap keringat dengan baik, sehingga cocok digunakan di iklim tropis seperti Indonesia.
- Poliester: Bahan sintetis ini lebih tahan lama, tidak mudah kusut, dan lebih cepat kering. Namun, bahan ini tidak seadem katun.
Seragam biasanya merupakan campuran dari kedua bahan ini untuk mendapatkan kombinasi kenyamanan dan ketahanan yang baik.
Seragam sekolah di Indonesia mulai ditetapkan pada era Orde Baru sebagai bagian dari kebijakan nasionalisasi pendidikan.
Sejarah Awal Penetapan Seragam Sekolah:
- 1950-an – 1960-an: Pada awalnya, tidak ada aturan seragam sekolah yang seragam di seluruh Indonesia. Setiap sekolah memiliki kebijakan masing-masing tentang pakaian sekolah. Namun, semakin berkembangnya nasionalisme setelah kemerdekaan, muncul keinginan untuk menyatukan identitas siswa di seluruh negeri.
- 1970-an: Pada era ini, pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan kebijakan seragam sekolah nasional secara bertahap. Kebijakan ini mulai diterapkan di sekolah-sekolah negeri, terutama untuk menekankan persatuan, disiplin, dan kesetaraan di antara para siswa, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi mereka.
- 1980-an: Pada masa ini, seragam sekolah resmi mulai diatur dengan lebih jelas oleh pemerintah. Seragam ditetapkan berbeda untuk tingkat SD, SMP, dan SMA:
- SD: Seragam berwarna merah putih.
- SMP: Seragam berwarna biru putih.
- SMA: Seragam berwarna abu-abu putih.
Penetapan seragam ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman dan menanamkan rasa disiplin di kalangan siswa. Hingga kini, seragam sekolah tetap menjadi bagian penting dari sistem pendidikan di Indonesia.
Agar seragam sekolah tidak umburudul (bahasa Jawa untuk kusut atau melar), ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat mencuci dan merawatnya:
- Pisahkan Sesuai Warna: Pisahkan seragam berdasarkan warna (putih dan berwarna) agar tidak terjadi luntur. Ini juga membantu menjaga warna seragam tetap cerah.
- Cuci dengan Air Dingin: Gunakan air dingin atau suam-suam kuku saat mencuci seragam. Air panas dapat merusak serat kain dan menyebabkan kain menjadi melar atau kusut.
- Gunakan Deterjen Lembut: Pilih deterjen yang lembut dan hindari deterjen yang mengandung pemutih untuk kain berwarna. Deterjen yang keras bisa membuat serat kain menjadi kaku dan kasar.
- Jangan Terlalu Lama Direndam: Hindari merendam seragam terlalu lama karena ini bisa membuat kain menjadi lebih mudah kusut atau melar.
- Jangan Memeras Terlalu Keras: Memeras kain terlalu keras bisa menyebabkan kain melar. Sebaiknya, peras dengan lembut atau gunakan mesin cuci dengan putaran rendah.
- Jemur dengan Cara yang Benar: Saat menjemur, gantung seragam menggunakan hanger (gantungan baju) untuk menjaga bentuknya. Hindari menjemur di bawah sinar matahari langsung terlalu lama karena bisa menyebabkan warna memudar.
- Setrika dengan Suhu yang Sesuai: Gunakan suhu setrika yang sesuai dengan jenis kain. Untuk bahan katun, gunakan suhu sedang-tinggi, sedangkan untuk bahan poliester atau campuran, gunakan suhu rendah-sedang.
- Simpan dengan Baik: Setelah dicuci dan disetrika, simpan seragam di tempat yang kering dan gantung dengan rapi agar tetap terjaga bentuknya.
Dengan perawatan yang tepat, seragam sekolah dapat tetap rapi dan tahan lama tanpa terlihat umburudul.