KIMONO GEISHA

Baju geisha adalah kimono, pakaian tradisional Jepang yang elegan dan kompleks. Kimono yang dikenakan oleh geisha biasanya terbuat dari sutra berkualitas tinggi dan dihiasi dengan pola-pola yang rumit serta warna-warna yang indah. Selain itu, geisha juga mengenakan obi (sabuk lebar yang diikat di punggung), tabi (kaus kaki khusus yang dipakai dengan sandal tradisional Jepang yang disebut zori), dan kanzashi (aksesoris rambut seperti tusuk konde atau bunga buatan).

Kimono yang dikenakan oleh geisha juga berbeda tergantung pada musim, acara, dan status mereka. Misalnya, seorang maiko (geisha dalam masa pelatihan) akan memakai kimono yang lebih cerah dan berwarna-warni dibandingkan dengan geisha yang lebih senior.

Kimono tradisional biasanya terbuat dari bahan-bahan alami berkualitas tinggi, dengan yang paling umum adalah:

  1. Sutra: Bahan utama untuk kimono formal dan mewah, terutama yang dipakai oleh geisha atau untuk acara-acara khusus. Sutra memberikan kilau, kelembutan, dan tampilan yang elegan.
  2. Katun: Digunakan untuk kimono yang lebih santai dan informal, seperti yukata (kimono musim panas). Katun lebih ringan dan lebih nyaman dipakai dalam cuaca panas.
  3. Wol: Kadang-kadang digunakan untuk kimono yang lebih tebal dan cocok untuk musim dingin. Wol memberikan kehangatan, meskipun kurang umum dibandingkan sutra dan katun.
  4. Poliester: Untuk kimono modern dan lebih praktis, poliester kadang digunakan. Bahan ini lebih tahan lama, mudah dirawat, dan lebih terjangkau daripada sutra.

Setiap jenis bahan memberikan karakteristik yang berbeda, baik dari segi tampilan, kenyamanan, maupun perawatan kimono.

Membuat kimono adalah proses yang rumit dan membutuhkan keterampilan serta ketelitian yang tinggi. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam pembuatan kimono tradisional Jepang:

1. Pemilihan Bahan

  • Pilih kain: Biasanya sutra, katun, atau wol. Kain dipilih berdasarkan jenis kimono yang akan dibuat, apakah formal, semi-formal, atau informal.
  • Pola kain: Pola pada kain sering kali sudah ditentukan dan dapat melibatkan teknik pewarnaan tradisional seperti shibori (pewarnaan ikat), yuzen (lukisan tangan), atau kaketsugi (restorasi pola).

2. Pengukuran Tubuh

  • Pengukuran: Panjang dan lebar kain dipotong berdasarkan ukuran tubuh orang yang akan memakai kimono. Kain harus cukup panjang untuk mencapai dari bahu hingga pergelangan kaki, dengan lebar yang cukup untuk melilit tubuh dengan nyaman.

3. Memotong Kain

  • Potongan dasar: Kain dipotong menjadi beberapa bagian utama seperti bagian tubuh, lengan, kerah, dan hem (bawah).
  • Potongan kain umumnya sederhana: Potongan kain kimono hampir selalu berbentuk persegi panjang untuk menjaga struktur kimono yang khas.

4. Menjahit

  • Jahitan tangan atau mesin: Secara tradisional, kimono dijahit dengan tangan, tetapi kini banyak juga yang menggunakan mesin jahit untuk efisiensi. Jahitan utama meliputi:
    • Badan kimono: Menjahit bagian depan dan belakang.
    • Lengan: Lengan dijahit ke tubuh kimono.
    • Kerah: Kerah dijahit sepanjang bagian atas kimono.

5. Penyelesaian

  • Pengepresan: Kimono biasanya disetrika untuk memastikan jahitannya rapi dan kainnya halus.
  • Pengecekan akhir: Semua jahitan dan detail diperiksa untuk memastikan kualitas. Setiap kesalahan diperbaiki sebelum kimono siap digunakan.

6. Aksesoris

  • Obi: Setelah kimono selesai, obi atau sabuk dibuat atau dipilih untuk melengkapi pakaian tersebut. Obi sering kali juga dihiasi dengan pola yang rumit dan dilipat dengan teknik khusus saat dikenakan.

7. Pewarnaan dan Dekorasi Tambahan

  • Jika belum didekorasi, pewarnaan atau bordir tambahan dapat dilakukan untuk menambahkan pola atau elemen desain pada kimono, tergantung pada tujuan penggunaannya.

8. Perawatan

  • Perawatan khusus: Kimono harus disimpan dengan hati-hati, sering kali dengan menggunakan kertas khusus untuk menjaga bentuk dan warna. Kimono biasanya tidak dicuci dengan cara biasa, melainkan dibersihkan dengan metode khusus agar tidak merusak kain.

Membuat kimono adalah seni tersendiri yang melibatkan tradisi dan keahlian khusus. Setiap detail, mulai dari pemilihan kain hingga jahitan terakhir, sangat penting untuk menghasilkan kimono yang indah dan fungsional.

0 Shares:
You May Also Like
Read More

KATE MIDDLETON STYLE

Kate Middleton, Duchess of Cambridge, dikenal dengan gaya busananya yang elegan, klasik, dan sering kali sederhana namun anggun.…
Read More

Fashion abaya

Baju abaya adalah pakaian panjang yang biasanya dikenakan oleh wanita di negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan. Biasanya…
Read More

trend fashion 90-an

Fashion tahun 90-an memiliki karakteristik yang sangat khas dan masih menjadi inspirasi hingga sekarang. Beberapa elemen ikonik dari…
Read More

Bahan untuk Mukena

Mukena biasanya dibuat dari bahan-bahan seperti katun, satin, atau rayon. Katun sering dipilih karena nyaman dan mudah menyerap…